Selasa, 08 April 2014

Mirip Laskar Pelangi

Based on true story,,,
Jika orang terkagum-kagum dengan kisah laskar pelangi, gw rasa kisah gw cukup mirip dengan kisah dalam cerita tersebut walaupun kurang dramatis dan tidak laku dijual sebagai novel :D.

Mari kita flasback ke belakang, tepatnya ke jaman gw duduk di bangku SD, kebayang unyu-unyunya seperti apa (saat itu bahasa "unyu-unyu" belum ngehits seperti sekarang), terlahir di keluarga biasa-biasa bisa dibilang sangat sederhana alias sedeharna bingits dan tinggal di kampung gw menuntut ilmu di sekolah negeri yang jaraknya sekitar 10M dari rumah (kebayang sedekat apa), so jangan harap ada alasan telat masuk kelas :D, ada hal yang paling gw inget dan tak akan gw lupa mungkin akan gw ceritakan sama anak cucu gw suatu saat nanti, saking sederhananya keluarga gw saat itu bonyok gw gak mampu bayar uang pendaftaran masuk sekolah, padahal usia gw sudah usia sekolah dan teman-teman seumuran gw sudah didaftarkan sama ortunya, untungnya salahsatu gurunya adalah teman sekolah bokap so gw daftar sekolah pake acara ngutang biaya pendaftaran, kalau gak salah saat itu biayanya lima ribu perak, daftar sekolah apa kredit motor yaaa :D

Mungkin karena letaknya di kampung (waktu itu masih dianggap terpencil), bangunan tempat gw menuntut ilmu itu tidak begitu terurus atau diperhatikan pemerintah, ada enam kelas yang belajar di tempat tersebut tapi bangunannya hanya tersedia tiga kelas dan tiga guru, jadi satu ruangan dibagi untuk dua kelas dan satu guru mengajar dua kelas, tapi walaupun keadaan serba terbatas seperti itu alhamdulillah gw bisa membaca dan menulis (kalau kagak gw gak bakal bisa nulis blog ini), gw harus membenarkan "guru pahlawan tanpa tanda jasa".

Keterbatasan sekolah ini tidak berhenti sampai disitu, selain kekurangan buku pelajaran, gedung sekolah lama-lama lapuk termakan usia akhirnya tidak mampu lagi menopang kebutuhan kami sebagai siswa, walaupun sudah beberapa kali diajukan perbaikan tapi tidak ada respon dari pusat, itu yang gw denger saat itu (saat itu gak ngerti yang dimaksud pusat itu apa), so daripada ambil resiko kami (siswa-siswi) tertimpa bangunan jika ada angin atau hujan karena kondisi bangunan sekolah yang hampir roboh, akhirnya kami diungsikan dan belajar di salah satu rumah warga, O my gutness pengalaman yang tak akan terlupakan, entah  berapa lama kami sekolah di rumah warga tersebut sampai ada putusan supaya kami mengungsi ke sekolah yang lokasi paling dekat dengan sekolah kami, kami harus bergantian belajar (semacam pertukaran shift) dengan siswa-siswi dari SD tsb. Mengotong meja dan kursi dari sekolah kami yang lama ke sekolah sementara dengan jarak yang lumayan (saat gw tulis bagian ini sambil ketawa, inget rempongnya :D).

Setelah beberapa lama bangunan sekolah kami terbengkalai akhirnya ada perbaikan juga walaupun tidak menambah ruangan kelas, sayang seribu sayang kami (angkatan gw) tidak sampai satu tahun menempati bangunan baru karena kami keburu lulus. Sebelum lulus ada hal yang ingin saya kisahkan juga, mengenai Ujian Nasional (entah saat itu namanya apa), setiap Ujian Nasional seperti angkatan-angkatan sebelumnya entah karena sistem pendidikan atau apa kami tidak bisa ujian di sekolah kami, kita harus mengikuti ujian di sekolah desa tetangga yang jaraknya berkilo-kilo, jadi kalau musim ujian siap-siap berangkat lebih pagi karena kami akan jalan kaki lebih jauh dari biasanya, gw ulangi lagi jalan kaki.

Selain segala keterbatasan yang sudah diceritakan diatas, gw pengen share tentang persabatan, namanya juga sekolah identik dengan pertemanan. Waktu kelas 6 gw punya genk yang gw dan teman-teman gw kasih nama "Lestari" mungkin maksudnya supaya persabatan kita lestari sampai kapanpun, Gw (Uun), Titih, Isah, Naimah & Junah, karena kesibukan saat ini kita sudah jarang ketemu, cuma gw ma Titih masih suka ketemu karena kita bertetangga. Untuk kalian ber-empat jika baca tulisan ini, gw kangen ma masa-masa kita SD, bahkan gw masih inget sama janji kita, setiap ada yang nikah diantara kita, yang nikah wajib traktir ...., diantara kita gw yang saat ini belum nikah yang lainnya sudah pada punya ekor (ketawa tapi ngenes). Teman-teman kapan gw nyusul kalian merit??? Kalau ada waktu kita kumpul ya,,,

Berhubung sudah cukup malam dan gw mulai ngatuk.
So cukup sampai disini cerita Laskar Pelangi versi gw,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar